Pagi hari serombongan perempuan paruh baya terlihat
mengayuh sepeda ontel, menyusuri jalan raya di kawasan
kota tua, berbelok menuju sebuah gang, bak sebuah komando
serempak turun dari sepeda, menuntunnya beriringan, itulah
aktivitas pagi di perkampungan Pesindon, Pekalongan, sebuah
kawasan perkampungan batik.
Ya, batik bagi masyarakat Pekalongan adalah sebuah tarikan nafas kehidupan, menggerakan roda perekonomian, menjadi layak ketika kota ini terpilih menjadi World’s City of Batik-- kota inspirasi batik dunia.
Begitu banyak sentra batik ditemukan, dan bak lautan motif artistik berkelebat bagaikan riak gelombang saat sebuah lapangan dipenuhi jemuran batik, menunggu kering menuju pojok-pojok galeri dan pasar-pasar.
Akankah kelangsungan kekayaan negeri yang sudah diakui Unesco ini terus terpelihara dan menjadi warian anak cucu negeri, sementara dari dapur-dapur pengrajin, para pecantingnya kebanyakan sudah berusia lanjut?
Sudah saatnya keterampilan membatik ini ditularkan pada tunas-tunas negeri, hingga batik bisa hidup seribu tahun lagi.
Pekalongan Kota Batik - Potret Usaha


